Dan apa saja yang dibawa oleh Rasul, maka
ambillah. Sedangkan apa yang dilarangnya, maka hindarilah. Bertakwalah kalian
kepada Allah, karena Allah Maha keras siksa-Nya.” (QS. Al-Hasyr: 7).
Manusia memang membutuhkan rasul sebagai
perantara dalam menerima ajaran-ajaran dari Allah SWT. Dan bersamaan dengan itu
pula, sejak lama manusia telah menempatkan Rasulullah SAW. sebagai pembawa
risalah terakhir dari Allah SWT. untuk manusia. Setiap saat kita selalu
bersholawat kepada nabi sebagai perwujudan dari rasa hormat kepada beliau, dan
kita berusaha untuk menjadi orang-orang yang diberi syafaat di hari penghisaban
dengan mengikuti anjuran dan larangannya. Karena pada hakikatnya yang dibawa
Muhammad adalah wahyu dari Allah SWT. (QS. An Najm: 3 dan 4; QS. Al An’am:50).
Wujud cinta kita kepada Rasulullah selalu kita
buktikan dengan mengikuti perbuatan-perbuatannya. Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ
كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
(Al-Ahzab:21)
Oleh karena itu, umat Islam harus mempelajari
sirah Nabi saw, sehingga mereka dapat menerapkan nilai-nilainya dan
pelajarannya dalam diri mereka dan membuat mereka menjadi panutan bagi manusia
dalam ke istiqamahan dan kebaikan sejarah hidup mereka, lurus jalan
hidupnya melalui dakwah mereka dalam melakukan reformasi. Sehingga
itu semua; Nabi saw kembali menjadi cahaya yang terang benderang dan
mengusir gelapnya kehidupan mereka, serta memberikan hawa sejuk dan
kehangatan ke dalam hati, pikiran dan perilaku. Sebagaimana -dengan itu
pula- masyarakat Islam dapat kembali integritasnya, istiqamahnya dan
keteladanannya serta kembali mampu berada di garis terdepan dalam
kepemimpinan di seluruh bangsa di dunia, serta terwujud firman Allah:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman”.
(Ali Imran:110)
Meneladani Rasulullah dapat ditinjau dari
berbagai hal:
- Ibadah: Bahwa beliau adalah
orang yang paling tahu dan mengenal Allah, orang yang paling takut dan
bertaqwa, namun beliau orang yang kadang puasa kadang berbuka, tidur dan
bangun, dan menggauli wanita (istri) dengan baik, namun tidak mempengaruhi
posisi beliau sebagai orang yang paling banyak beribadah.
– Berinteraksi dengan tetangga:
Nabi saw bersabda:
مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِي بِالْجَارِ
حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّّثُهُ
“Jibril selalu mewasiatkan kepada saya
tentang tetangga sampai aku menyangka bahwa tetangga mendapat hak warisan”.
(Muttafaq alaih)
– Berinteraksi dengan sesama manusia:
Beliau kadang menjual dan membeli, sangat sopan jika menjual dan sangat ramah
jika membeli, ramah saat memutuskan hukum dan ramah pula saat menuntut hukuman.
– Akhlaq dan perilaku secara umum:
Nabi saw adalah sebaik-baik manusia dalam berakhlaq dan beretika, orang
yang paling mulai dan paling bertaqwa dalam berinteraksi. Allah berfirman
sambil memuji nabi saw:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Sungguh dalam dirimu terdapat akhlaq
yang mulia”. (Al-Qalam:4)
Dan Aisyah pernah berkata ketika ditanya
kepadanya tentang akhlaq nabi saw, beliau berkata:
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآن
“Akhlaq nabi adalah Al-Qur’an”.
(Shahih Muslim)
– Damai dan Perang serta selalu menghormati dan
memenuhi janji: “Rasulullah saw masuk ke kota Madinah dengan mengangkat
bendera perdamaian.
Ketika masuk kota Madinah beliau berkata:
أَيُّهَا النَّاسُ: أَفْشُوا السَّلاَمَ،
وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصَلّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا
الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ
“Wahai sekalian manusia, tebarkanlah
salam, berilah makan, shalat malam lah saat orang lain tidur lelap niscaya
masuk surga dengan selamat”. (Tirmidzi dari Abdullah bin Salam),
Dan ketika memasuki kota Mekah saat
berhasil menaklukkannya, beliau berkata kepada orang yang memusuhi dan
memeranginya:
اِذْهَبُوا فَأَنْتُمْ الطُّلَقَاءُ
“Pergilah kalian, hari ini kalian bebas”.
Demi Allah, Sungguh sangat menakjubkan sejarah
hidupmu, wahai Rasulullah. Sungguh agung perilaku dan akhlaqmu, sehingga semua
itu adalah madrasah Ilahiyah bagi setiap pemimpin, bagi setiap presiden, bagi
setiap penguasa, bagi setiap komandan, bagi setiap hakim, bagi setiap
politikus, bagi setiap guru, bagi setiap pasangan suami istri, bagi setiap
orang tua.
Engkau adalah teladan yang sempurna bagi seluruh
manusia, dan bagi setiap yang menginginkan kesempurnaan dalam berbagai bentuk,
manifestasi dan tren, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat
kepada Nabi Muhammad saw untuk kami semua, dan segala puji bagi Allah
yang telah memberikan nikmat kepada mu untuk umat manusia seluruhnya.
Satu hal yang bisa kita dapati bila kita
mencintai dan meneladani Rasulullah dalam segala komponen kehidupan, yang tak
akan pernah kita jumpai dalam mencintai dan meneladani selain Rasulullah. Yakni
Rasululullah akan memberi “bonus” berupa syafaat kepada kita di hari
penghisaban, bila kita mengikuti apa-apa yang diperintahkannya dan menghindari
apa yang dilarangnya. Tak perlu menipu diri dengan menganggap nanti akan
mendapat syafaat, sementara kita tak pernah meledani perbuatan Rasulullah.
Mulai sekarang, kita wajib menumbuhkan semangat untuk
mencintai dan meneladani Rasulullah dalam jiwa kita. Wujudkan dalam setiap
aktivitas kehidupan kita bahwa kita mencintai dan meneladani Rasulullah.
Sehingga kita menjadi umat yang diridhoi oleh Allah dan Rasul-Nya. (di kutip
dari berbagai Ceramah Memperingati Maulid Nabi Muhammad S.A.W.)
Wallahu A'lam Bishawab
sumber: media kajian agama Islam
Wallahu A'lam Bishawab
sumber: media kajian agama Islam