Jumat, 22 November 2013

Dakwah Rasulluloh SAW

Pembaruan Pandangan Hidup

Nabi Muhammad merupakan sosok pemimpin yang diutus di tengah-tengah masyarakat 'barbar' yang sama sekali tidak mengenal kode etik kemanusiaan. Masyarakat kala itu tidak mempunyai pandangan hidup yang jelas. Akidah kabur, moral bejat, wanita hanya menjadi komoditi kepuasan natsu rendah dan serakah dan lain sebagainya. Tegasnya, abad itu di kenal dengan sebutan dark ages, di mana yang kuat menindas yang lemah, sementara yang berkuasa menunggang rakyatnya.

Dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW oleh Allah dalam waktu yang relatif singkat, yaitu 23 tahun (13 tahun di Makkah, 11 di Madinah), masyarakat Arab yang sama sekali tidak mengenal tatakrama kehidupan itu dengan izin Allah ternyata berubah secara drastis. Mereka ternyata bersatu. Yang semula menjadi lawan akhirnya menjadi kawan dan bersaudara di bawah panji-panji Tauhid, Juga yang semula kacau dan bermusuhan, akhirnya menjadi tenang dan damai. Yang semula takabur akhirnya menjadi rendah hati. Mereka dapat bersatu bukan karena faktor nasionalisme, tetapi karena faktor akidah, di bawah panji-panji Islam yang memiliki prinsip ajaran universal dan kosmopolitan (rahmatan lil 'alamin).

Tak berlebihan apa yang dikatakan Syekh Khaiil Yasin di dalam bukunya, Muhammad 'Inda al- Viama-ial-Harb, dengan mengutip pendapat George Toldes bahwa dengan datangnya Muhammad, kebiadaban dan keliaran bangsa Arab berhasil diatasi. Muhammad dengan agama yang dibawanya ternyata berhasil memberikan pancaran cahaya kepada jutaan hati manusia sehingga mereka hidup damai dalam naungan kepemimpinannya.

Keberhasilan Nabi Muhammad mengubah struktur kehidupan bangsa Arab bukan melalui ayunan pedang sebagaimana dituduhkan oleh orientalis Barat, tetapi dilatarbelakangi oleh kepemimpinan yang bijak bestari. Nabi benar-benar menjadi panutan (uswah) dan idola serta tumpuan umat. Sang tokoh yang kharismatik dan sempurna itu ternyata merupakan pemimpin yang amat demokratis sepanjang sejarah, bukan penganut 'sistem kebangsaan' yang sempit apalagi sukuisme (nepotis) yang picik. la tidak pernah memihak secara membabi buta terhadap siapa pun, termasuk terhadap putri kandungnya sendiri, Itulah antara lain tipologi kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, pemimpin terbesar dan tersukses sepanjang zaman.

Kesuksesannya dalam membawa panji-panji Islam tidak terletak pada singgasana yang gemerlapan, tetapi pada beberapa kekuatan dan keistimewaannya, antara lain phbadinya yang sederhana, merakyat (populis) dan bersahaja, tetapi sekaligus mengandung kekuatan dan pesona tersendiri. Berbeda dengan pemimpin-peminpin kaliber dunia yang tidak merakyat sehingga kurang dicintai rakyat, Nabi Muhammad SAW merupakan seorang pemimpin yang senantiasa merasakan suka duka kehidupan bersama rakyat yang dipimpinnya, sangat memahami aspirasi urhatnya dan selalu melayani mereka. la bukan tipe pemimpin yang berwatak menara gading seperti kebanyakan pemimpin dan penguasa, yang hanya pandai berbicara dan menyalahkan orang lain yang dianggap tidak sesuai dengan jalan pikirannya sendiri. Nabi SAW benar-benar mau berintegrasi dengan umat tanpa pandang bulu.

Suri Tauladan Yang Terbaik

Lebih dari itu, beliau selalu mengunjungi orang sakit tanpa memandang status sosial, di samping selalu ikut mengantar jenazah. Undangan dari budak untuk makan di gubuknya yang teramat bersahaja, biasanya takkan dilayani seorang penguasa. Tetapi Nabi Muhammad SAW justru melayaninya. Bahkan pakaiannya yang koyak dijahitnya sendiri, walaupun kalau ia mau, ia dapat saja menyuruh orang mengerjakannya. Kalau berjabat tangan, Nabi tidak pernah lebih dulu menarik tangannya dari genggaman tangan orang lain. Nabi juga tidak pernah berpaling sebelum orang lain berpaling darinya. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan

Al Quran: "Sungguh pada diri Rasulullah kamu dapatkan suti tauladan yang indah, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat)' Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS al-Ahzab : 21)

Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa integritas Nabi Muhammad sebagai utusan Allah benar-benar mengagumkan, sehingga Khurshid Ahmad di dalam bukunya The Religion of Islam, tegas-tegas menyatakan; "Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kalau orang seperti Muhammad diserahi tanggung jawab sebagai pimpinan tunggal dunia modern ini, dia pasti akan berhasil memecahkan semua persoalan yang pada gilirannya akan membawa dunia ke arah perdamaian dan kebahagiaan...".

Ajang Dakwah

Dalam hubungan ini, kalangan yang sangat anti terhadap kegiatan mengkaji perjuangan Nabi (peringatan maulid Nabi), dimohon semoga tidak mencaci maki atau mencela kegiatan tersebut, Sebab pekerjaan lain yang bermanfaat masih sangat banyak. Daripada saling mengejek sesama saudara seiman, tentu lebih baik saling mengingatkan akan ancaman musuh-musuh Islam yang terus menerus mengerogoti umat Islam. Sudah tiba saatnya sesama umat Islam tidak saling mencurigai, saling mengejek, saling membid'ahkan dan saling membenci. Sebaliknya sudah tiba saatnya sesama umat Islam dari berbagai aliran menyatukan langkah. merapatkan barisan dan berjuang saling bahu membahu untuk meraih kemajuan.

Berdakwah merupakan salah satu perintah Allah yang tak dapat ditawar-tawar. Untuk dapat melaksanakan dakwah, semua kesempatan perlu dimanfaatkan. Bahkan kalau perlu diciptakan. Sebenarnya peluang dakwah ada yang sudah diciptakan sebelumnya, di antaranya melalui momentum peringatan hari-hari besar Islam, termasuk peringatan maulid Nabi. Kenyataan membuktikan belum pernah terjadi orang jadi mabuk atau gila atau rusak akidahnya hanya karena ia menghadiri dan memperhatikan tausiah melalui peringatan maulid Nabi, Bahkan sebaliknya dari peringatan maulid Nabi, seseorang atau banyak orang mendapatkan pelajaran, yang nilainya dapat mereka terapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan orang-orang yang setiap hari super sibukdan buta Islam sertatak sempat mempelajari Islam, bisa mengetahui banyak dari tausiah yang disampaikan pada peringatan maulid Nabi itu. Malah tak mustahil, seseorang langsung bertobat kepada Allah setelah mendengarkan tausiah yang benar-benar menghunjam ke dalam lubuk hatinya.

Melalui kegiatan peringatan maulid itu, masyarakat kembali diingatkan akan kelahiran seorang Nabi yang membawa manusia kepada keadaan yang terang benderang, dengan harapan memberikan kekuatan dan kesejukan jiwa kepada semua komponen masyarakat. Banyak pesan-pesan islami dapat disampaikan melalui peringatan maulid. Dan terkadang, di penghujung acara, dilakukan pemberian santunan untuk kalangan fakir miskin dan anak-anak yatim piatu yang tak mampu. Bukankah ini merupakan manifestasi dari perintah membantu fakir miskin dan kaum lemah lainnya? Yang dilakukan dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW itu bukan hura-hura, tetapi umat Muslim berkumpul untuk mendengarkan pembacaan Al Quran, membaca kembali kisah-kisah perjuangan Rasulullah SAW, mukjizatnya, akhlaknya yang mulia dan seterusnya, Tujuannya antara lain adalah agar umat dapat meneladani sifat-sifat terpuji Rasulullah tersebut dan mengamalkannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sebab pribadi dan kepemimpinan Nabi menjadi sangat relevan diterapkan pada masa sekarang. Bahkan bila dilaksanakan sungguh-sungguh oleh semua pribadi Muslim, maka akan membantu bangsa ini keluar dari keterpurukan.

Wallahu A'lam Bishawab
sumber: rangkuman media kajian agama Islam



































Tidak ada komentar:

Posting Komentar